Kata Ibu, aku sudah dewasa dan kuat.
Padahal, aku hanya seorang anak berusia 13 tahun yang sedang mencoba memahami aljabar.
Kata Ibu, aku sudah dewasa dan kuat.
Padahal, aku hanya seorang anak yang sedang kesulitan mengenali banyak perasaan dan menyampaikannya.
Kata Ibu, aku sudah bisa mengerti.
Padahal, aku tidak bisa mengerti mengapa usia yang mulai bertambah dewasa justru begitu menakutkan?
Kata Ibu, aku sudah bisa memahami masalah.
Padahal, aku diam karena aku tidak bisa paham. Aku diam, karena aku terlanjur tenggelam. Aku diam, karena aku tidak mampu berteriak.
Kata Ibu, aku anak kuat dan selalu bahagia.
Padahal, aku menutupinya agar ibu tidak semakin bersedih. Padahal, aku selalu terjaga setiap malam. Padahal, aku juga butuh peluk kasihmu di saat aku menangisi kejamnya dunia untuk aku yang berusia 13 tahun.
Kata Ibu, aku dewasa dan kuat, aku anak yang bisa diandalkan, aku pintar memahami perasaan orang lain, aku bisa mengerti keadaan — tapi Bu, pernahkah Ibu bertanya bagaimana perasaanku?
