Secangkir Teh yang Telah Dingin

Elia.
May 18, 2024

--

Pinterest

Hari itu Ayah berucap janji padaku.

Katanya, sore nanti akan mendengarkan seluruh ceritaku asalkan aku buatkan secangkir teh panas untuk menemani saat berbincang.

Aku sepakat, lalu Ayah pergi sesaat.

Terik mentari mulai mereda, senja mulai penuhi langit, maka sore telah tiba.

Namun, Ayah belum.

Sampai petang berakhir dan malam turut tiba.

Lagi, Ayah belum.

Secangkir teh panas yang telah kusiapkan telah dingin dimakan waktu.

Malam semakin kelam, angin begitu kuat turut serta datang.

Tetapi, lagi dan lagi, Ayah belum.

Esok hari aku masih menunggu, lusa juga begitu, hingga satu pekan aku lelah menyiapkan secangkir teh yang beralih dingin.

Ayah tidak pernah datang.

Ayah, teh nya sudah dingin, tidak lagi bisa dinikmati. Begitu juga dengan Ayah yang tak lagi hadir, tidak lagi bisa kupandangi sepanjang hari.

--

--